Senin, 30 Oktober 2017

COBIT



Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).

COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).

COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.

Kerangka Kerja COBIT

Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
Control Objectives

Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
Audit Guidelines

Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
Management Guidelines

Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

v Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.

v Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.

v Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).

v Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.

v Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.

v Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

Manfaat dan Pengguna COBIT

Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
Direktur dan Eksekutif

Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
Manajemen

v Untuk mengambil keputusan investasi TI.

v Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.

v Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
Pengguna

Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
Auditors

v Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.

v Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

Frame Work COBIT

COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
Effectiveness

Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
Efficiency

Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
Confidentiality

Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
Integrity

Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
Availability

Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
Compliance

Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
Reliability

Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
Applications
Information
Infrastructure
People

Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
Business-focused
Process-oriented
Controls-based
Measurement-driven


COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
Planning & Organization.

Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

Domain ini mencakup :

v PO1 – Menentukan rencana strategis

v PO2 – Menentukan arsitektur informasi

v PO3 – Menentukan arah teknologi

v PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya

v PO5 – Mengelola investasi TI

v PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

v PO7 – Mengelola sumber daya manusia

v PO8 – Mengelola kualitas

v PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI

v PO10 – Mengelola proyek
Acquisition & Implementation.

Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga.

Domain ini meliputi:

v AI1 – Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi.

v AI2 – Mendapatkan dan maintenance software aplikasi.

v AI3 – Mendapatkan dan maintenance infrastuktur teknologi

v AI4 – Mengaktifkan operasi dan penggunaan

v AI5 – Pengadaan sumber daya IT.

v AI6 – Mengelola perubahan

v AI7 – Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.
Delivery & Support.

Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan.

Domain ini meliputi :

v DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan.

v DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga

v DS3 – Mengelola performa dan kapasitas.

v DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan

v DS5 – Menjamin keamanan sistem.

v DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.

v DS7 – Mendidik dan melatih pengguna

v DS8 – Mengelola service desk dan insiden.

v DS9 – Mengelola konfigurasi.

v DS10 – Mengelola permasalahan.

v DS11 – Mengelola data

v DS12 – Mengelola lingkungan fisik

v DS13 – Mengelola operasi.
Monitoring and Evaluation.

Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan.

Domain ini meliputi:

v ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.

v ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal

v ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.

v ME4 – Menyediakan IT Governance.

COBIT Maturity Model

COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan IT pada suatu organisasi dengan menggunakan maturity models yang bisa digunakan untuk penilaian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). COBIT mempunyai model kematangan (maturity models) untuk mengontrol proses-proses IT dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses IT yang dimilikinya dari skala nonexistent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5), yaitu: 0: Non Existen, 1: Initial, 2: Repetable, 3: Defined, 4: Managed dan 5: Optimized (Purwanto dan Saufiah, 2010; Setiawan, 2008; Nurlina dan Cory, 2008).


https://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/ 


Minggu, 01 Oktober 2017

Audit Teknologi Informasi

Audit Teknologi Informasi

02NOV

Pengertian

Audit teknologi informasi atau IT (information technology) audit atau juga dikenal sebagai audit sistem informasi (information system audit) merupakan aktivitas pengujian terhadap pengendalian dari kelompok-kelompok unit infrastruktur dari sebuah sistem/teknologi informasi. Pengujian/evaluasi terhadap kelompok-kelompok unit infrastruktur tersebut dapat dilakukan atas audit keuanganaudit internal maupun obyek-obyek lain yang terkait dengan pengembangan/pembangunan sebuah sistem informasi.
Sebelumnya IT audit dikenal sebagai EDP (electronic data processing) audit atau audit pengolahan data secara elektronik. Saat itu pengujian lebih menitikberatkan pada pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti pengembangan, penerapan serta operasional sistem informasi.  Audit TI (teknologi informasi) pun dikenal sebagai ADP (automated data processing) audit dan computer audit.

Teknologi Auditing Sistem Informasi

  • Data Pengujian
  • Pendekatan Fasilitas Uji Terintegrasi (ITF)
  • Simulasi Paralel
  • Perangkat Lunak Audit
  • Generalized Audit Software (GAS)
  • PC Software (ACL Software)
  • Embedded Audit Routine
  • Extended Record
  • Snapshot
  • Tracing
  • Dokumentasi Tinjauan Sistem
  • Flowchart Pengendalian
  • Mapping(pemetaan)

Jenis Audit Sistem Informasi

Pendekatan Umum pada Audit Sistem Informasi terbagi menjadi tiga tahap yaitu
    1. Kaji ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit
    2. Kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci
    3. Pengujian kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil
Audit Aplikasi Sistem Informasi
Audit aplikasi biasanya meliputi  pengkajian ulang pengendalian yang ada di setiap wilayah pengendalian aplikasi(input, pemrosesan, dan output). Teknologi khusus yang digunakan akan tergantung pada kecerdasan dan sumber daya yang dimiliki auditor.
Audit Pengembangan Sistem Aplikasi
Diarahkan pada aktivitas analisis sistem dan programmer yang mengembangkan dan memodifikasi program- program aplikasi, file dan prosedur – prosedur yang terkait.
Audit Pusat Layanan Komputer
Audit terhadap pusat layanan komputer normalnya dilakukan sebelum audit aplikasi untuk memastikan integritas secara umum atas lingkungan yang di dalamnya aplikasi akan berfungsi.

Alasan Mengapa Audit TI Diperlukan

Tidak dapat dipungkiri bahwa, saat ini, tingkat ketergantungan dunia usaha dan sektor usaha lainnya, termasuk badan-badan pemerintahan, terhadap teknologi informasi (TI) semakin lama semakin tinggi. Pemanfaatan TI di satu sisi dapat meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi, akan tetapi di sisi lain juga memungkinkan timbulnya risiko-risiko yang sebelumnya tidak pernah ada. Besarnya risiko yang mungkin muncul akibat penerapan TI di suatu perusahaan membuat audit TI sangat penting untuk dilakukan.
Ron Weber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, Monash University , dalam salah satu bukunya: Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa audit TI perlu dilakukan, antara lain:
1. Kerugian akibat kehilangan data
2. Kesalahan dalam pengambilan keputusan
3. Risiko kebocoran data
4. Penyalahgunaan Komputer
5. Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan
6. Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer

https://wisudarini.wordpress.com/2011/11/02/audit-teknologi-informasi/